Monthly Archives: September 2012

‘Ini Hanya Lelah’

Tak perduli semangat menyapaku pagi ini. Ini aku bukan menyerah atau sedang menangis. Hanya saja aku lelah… Ya hanya lelah.

Pagi ini hujan rintik-rintik mengguyur kotaku.
Hey awan hitam, apa kau sedang menangisi keadaanku ? Atau kau hanya menghina kalau aku ini cengeng, suka nangis ?.

Hey, sudah aku katakan, aku tidak menangis, aku hanya lelah.
Bukan ini bukan air mata tangisan. Ini tadi aku hanya kelilipan debu pasir ketika ku buka jendela kamarku.
Ayolah aku ini tidak menangis.
Percayalah, aku hanya lelah
Sudah cukup. Jangan memojokkan-ku, apa perdulimu terhadap ku ? Kau hanya awan hitam. Ingat itu ! Baca lebih lanjut

Categories: Flash Fiction | Tinggalkan komentar

‘Kesalahan Besar’

Kesalahan besar adalah ketika hatimu mulai ada rasa, namun mulut kehilangan nyalinya.

Kesalahan besar adalah ketika jatuh cinta, berusaha memendamnya. Seolah-olah tak terjadi apa-apa.

Kesalahan besar adalah berpura-pura baik-baik saja ketika ada yang menggandeng tangannya. Baca lebih lanjut

Categories: Flash Fiction | Tinggalkan komentar

“Kembali”

Perasaan akhir-akhir ini saya selalu posting beberapa tulisan yang berkategori blitz fiction. Memang saat ini saya lebih tertarik pada cerita-cerita fiksi, puisi, wayang dan beberapa hal yang berhubungan dengan hal tersebut.

Yang namanya lagi tertarik pada suatu hal pasti nggak pernah ada bosannya, betul ? Kali ini postingan saya bukan tentang cerita fiksi lagi. Bukan karena bosan, akan tetapi mencoba untuk ‘kembali’ ya seperti judulnya. kembali menulis apa yang terjadi di keseharian. Tapi kali ini nggak bakal melucu yang seperti biasanya.

sebetulnya nggak ada yang heboh sih. Ya sperti biasalah keseharian saya kali ini adalah menghabiskan waktu dengan tugas-tugas ospek yang geulis pisan, membuat beberap Baca lebih lanjut

Categories: Uncategorized | Tinggalkan komentar

‘Rasanya Melelahkan’

Pertama kali melihatmu saja, dadaku serasa ada yang ingin meledak. Seharusnya kita ini seperti ombak yang di pantai selatan, saling berkejaran memadu cinta. Tapi sayangnya kenal dan dekat saja tidak.

Melelahkan itu adalah berpura-pura baik-baik saja ketika yang kubisa hanya menikmati indahnya kamu dari jendela kelasku. Melelahkan itu adalah berpura-pura baik-baik saja ketika melihat tanganmu ada yang menggandengnya dengan erat. Melelahkan itu adalah menghirup molekul-molekul O2 yang bermuatan rindu, namun tetap berpura-pura baik-baik saja dengan hal itu. Jika ada waktu seharusnya kamu mencoba merasakannya betapa melelahkannya hal itu. Baca lebih lanjut

Categories: Flash Fiction | Tinggalkan komentar

‘Hati’

Semuanya sibuk. Seperti biasa gerakan-gerakan peristaltik sudah dilakukan oleh usus sejak tadi pagi. Namun temannya, hati menghiraukannya dari tadi. Hari ini memang agak berbeda, dia tidak melakukan tugasnya seperti menetralisir racun-racun dalam tubuh, dia malah ‘berpikir’ yang mana  itu adalah tugas otak. Dia selalu berpikir semua hal tentang kamu. Dia juga bisa ‘berbicara’, padahal itu tugas si mulut. Dia selalu berbicara bla bla bla bla… tentang kamu.

Apa kamu juga tahu kalo dia juga bisa bernafas ? Memang bernafas adalah tugas hidung, paru-paru dan kawan-kawannya. tapi yang jelas, dia bisa.

Hati juga bisa bernafas. Menghirup  O2 yang telah ada di sekelilingnya. menghirup molekul-molekul O2 yang bermuatan ‘rindu’.

Hati bisa melakukan apa saja. Berpikir, bicara, bernafas, mendengarkan, membaca dan apa saja… ya apa saja yang berhubungan dengan ‘kamu’.

Categories: Flash Fiction | Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.